Thursday 12 November 2015

Senyum Guru dan Neuron Cermin


Melihat foto dua mahasiswa calon guru di atas, mana yang lebih membuat perasaan anda senang? Saya yakin jawabannya adalah pada mahasiswa yang berkaos hijau. Secara alami kita akan merasa senang ketika melihat orang lain tersenyum atau sebaliknya, tidak senang ketika melihat orang lain cemberut. Inilah keajaiban psikologi manusia yang harus kita sadari sebagai guru.

Kondisi tersebut terjadi karena manusia memiliki neuron cermin. Dalam studi neurosains ternyata diketahui bahwa dengan neuron cermin di otak kita dapat mengetahui emosi orang lain, dan bahkan memantulkan emosi tersebut ke bagian lain pikiran kita (oleh karena itu dinamai cermin) sehingga akhirnya menginduksi tubuh kita untuk cenderung melakukan hal yang sama. Saat melihat orang tersenyum pada kita maka perasaan kita dapat merasakan senyuman itu dan tersenyum balik. Ketika menonton film aksi perhatikan bagaimana tubuh kita secara alami terdorong untuk juga "berkelahi."

Keajaiban neuron cermin ini harus dimanfaatkan guru. Tersenyumlah untuk menginduksi perasaan senang dan senyum di wajah siswa-siswa anda. Senyum itu gratis, namun berdampak positif sangat besar. Senyum memang bukan inti pembelajaran, namun ia adalah gerbang menuju pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

Kadang seorang guru juga harus menegur, menasehati dan memberi sangsi kepada siswa. Di saat-saat seperti itu memang wajah harus menampakkan rasa tidak suka, sedih dan kecewa. Namun jangan terlalu lama dan berlarut-larut. Alangkah baiknya jika sebagian besar memori siswa akan gurunya berisi dengan senyuman hangat sang guru. Hingga saat kita memasuki kelas, sebelum kita tersenyum, memori mereka akan menyalakan neuron cermin dan memberi kita senyum terlebih dahulu.

Itu juga sepertinya yang membuat senyum menjadi sedekah. Selamat mencoba.

2 comments:

  1. Ternyata senyum bukan hanya soal ibadah, sungguh anjuran nabi kita banyak terbukti... Lanjutkan pak bibie...

    ReplyDelete

Rekomendasi