Wednesday 25 November 2015

Benarkah Guru adalah Pahlawan?


Sejak kecil, yaitu ketika menginjak sekolah dasar, saya telah kenal lagu guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Saya juga meyakini kebenarannya. Saat itu di mata saya semua orang dengan profesi guru adalah pahlawan. Sepertinya demikianlah umumnya pendapat kebanyakan orang di waktu itu. Penghormatan masyarakat akan guru juga sangatlah besar, penghormatan dari hati yang sayangnya belum dapat berupa materi.

Para guru yang telah senior, puluhan tahun menjadi guru di sekolah-sekolah kecil dengan penuh romantika bercerita bagaimana susahnya menjadi guru zaman dulu. "Bahkan untuk memenuhi kebutuhan kapur sekolah kami harus sumbangan," demikian tutur mereka. Itu terjadi karena menjadi guru adalah panggilan hati untuk mengabdi bukan untuk mencari materi. Banyak guru yang juga masih bertani atau berdagang untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Membaca sejarah orang-orang mengagumkan seperti Sukarno juga dapat membuka hati tentang kepahlawanan guru. Sebagai insinyur teknik beliau memiliki peluang besar untuk menjadi pegawai Belanda dan menikmati hidup yang berkecukupan. Namun Sukarno tidak melakukannya karena beliau berkeyakinan kalau semua orang Indonesia yang terdidik menjadi pegawai Belanda maka kapan Indonesia akan merdeka?

Kebutuhan hidup keluarga jugalah yang akhirnya membuat Sukarno menerima pekerjaan sebagai seorang guru sejarah. Dalam mengajarkan sejarah Sukarno lebih terfokus pada aspek esensi berbagai peristiwa, bukan pada tanggal atau tempat kejadian. Gayanya sebagai orator di kelas membuat para siswa terkesima. Namun gelora kepahlawanan itu juga yang mengakhiri karir guru Sukarno, ketika di depan penilik sekolah yang berkebangsaan Belanda Sukarno mengajar materi "imperialisme." Dengan gaya oratornya ia mengobarkan kebencian terhadap penjajah dan mengakhiri pelajaran dengan teriakan, "Negeri Belanda adalah kolonialis terkutuk!." Itu juga akhir karirnya di sekolah.

Proses hidup yang saya jalani membawa pada profesi guru. Namun agak berbeda dengan cerita-cerita guru di masa saya kecil, guru saat ini telah mulai mendapat menghargaan material dari pemerintah. Profesi guru termasuk yang paling diminati saat ini, terutama di kota-kota besar. Sedangkan untuk daerah terpencil guru masih termasuk spesies langka, rupanya sangat jarang yang mau menjadi guru di daerah-daerah sulit.

Guru juga manusia biasa. Berbagai krisis moral yang dihadapi bangsa ini seperti korupsi, nepotisme dan krisis susila juga menghantam kehidupan para guru. Beberapa kita temui kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan oleh guru, dan kasus di media tentu menjadi lebih populer dari aktivitas positif sehari-hari guru. Mungkin itu yang akhirnya lumayan menyurutkan penghormatan masyarakat kita.

Benarkah guru adalah pahlawan? Pada akhirnya saya berkesimpulan semua guru berproses untuk menjadi pahlawan. Ada yang berhasil namun ada juga yang gagal. Kepahlawanan itu tidak terletak di profesi, seragam atau sertifikatnya, melainkan pada bukti-bukti  tanggung jawab keguruan yang dipikulnya.

Bacaan Rujukan:
https://rosodaras.wordpress.com/tag/bung-karno-sebagai-guru/

1 comment:

Rekomendasi