Saturday 14 November 2015

Dicari! Guru Kontekstual


"Kenapa kita harus mempelajari ini?"

Pertanyaan sederhana siswa tersebut sudah harus anda siapkan jawabannya sebelum mengajar. Jawablah dengan singkat, menarik dan jelas. Kalaupun ternyata siswa tidak menanyakannya, sebaiknya anda tetap menjelaskan tujuan dan mafaat pengajaran. Tapi ingat, tujuannya benar-benar harus kontekstual, alias benar-benar terkait dengan kehidupan siswa baik di masa kini maupun masa yang akan datang. Bukan hanya sekedar tujuan pembelajaran yang ada di buku teks.

Manusia adalah makhluk yang bertujuan dan memiliki ego, demikian kata Iqbal. Secara fitrah manusia selalu mempertanyakan eksistensi dirinya, kenapa ia harus melakukan ini atau itu? Akan jadi apa dirinya kelak? Seperti apa jodohnya? Apa yang akan ia alami setelah kematian? dan banyak pertanyaan lain. Pasangan hidup, keluarga, golongan dan bahkan bangsa merupakan perluasan dari ego manusia ketika ia menjadi semakin dewasa.

Menjelaskan tujuan pengajaran secara kontekstual kepada siswa itu artinya mengajarkan kedewasaan tahap demi tahap. Bisa jadi melalui aktivitas kecil itu kita para guru dapat turut mengatasi berbagai problem remaja saat ini. Perkelahian, tawuran, obat-obat terlarang, seksualitas dini, kemalasan dan rendahnya etika. Saya yakin semua itu dapat lebih dijauhi anak ketika mereka mulai memahami diri dan tujuan hidupnya.

Guru baru yang berprestasi dan berenergi mungkin telah menguasai materi namun belum bisa benar-benar kontekstual karena minim jam terbang. Guru senior memang banyak pengalaman, namun harus ekstra energi untuk beradaptasi dengan perubahan kurikulum dan keilmuan. Guru kontekstual adalah guru senior dengan semangat guru baru, atau guru baru yang mau benar-benar belajar pada guru seniornya.

Yang jelas, guru kontekstual benar-benar dicari karena penting.

No comments:

Post a Comment

Rekomendasi