Wednesday 30 December 2015

Iklim Belajar


Kemarau tahun ini benar-benar panjang dan menyengat. Para ahli mengatakan karena pengaruh elnino atau gelombang angin kering. Para petani mengeluh karena hujan yang dinanti tak kunjung turun. Para pejalan kaki atau orang-orang di pasar juga ribut karena kepanasan. Padahal saat hujan mulut-mulut itu juga banyak mengeluhkan datangnya angin, badai di laut, banjir atau sekedar karena cucian tak kering-kering.

Iklim mempengaruhi bagaimana cara manusia hidup. Tidak hanya itu, berbagai spesies kehidupan yang lain juga sangat dipengaruhi iklim. Kekayaan negara kita akan tanaman dan hewan-hewan karena iklim tropis sangat cocok untuk hidup. 

Tidak hanya daerah atau negara yang memiliki iklim, sekolah dan kelas juga memiliki iklim. Sering kali bibit-bibit siswa yang bertalenta tidak dapat tumbuh dengan baik karena iklim yang dibangun oleh para guru tidak cocok untuk belajar. Anak-anak menjadi stres karena tuntutan yang terlalu keras menekan, atau sebaliknya mereka tidak bersemangat karena iklim sekolah yang terlalu dingin tidak peduli akan prestasi dan kualitas belajar.

Pengalaman saya sebagai siswa dan juga akhirnya guru memberitahu setidaknya ada dua iklim yang cocok untuk belajar. Yang pertama adalah situasi yang menarik dan menyenangkan. Bisa karena gurunya yang menyenangkan (ramah, lucu dan akrab) atau memang pelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa menjadi senang untuk melakukan berbagai aktivitas yang disajikan (seperti aktivitas motorik, menggunakan teknologi, dipadu dengan permainan atau demonstrasi fenomena aneh).

Iklim yang kedua adalah kemanfaatan belajar. Meskipun proses belajar yang disajikan sulit dan sepintas lalu tidak menarik, saya sering merasakan bagaimana semangat belajar anak dapat tumbuh subur. Pada kondisi ini guru mampu menanamkan nilai penting atau manfaat dari materi yang akan diajarkan. Tujuan pembelajaran tidak hanya untaian kalimat yang ditulis atau dibacakan guru di depan kelas, namun "diteriakkan" hingga menghunjam masuk ke ulu hati para siswa dengan berbagai pendekatan. Belajar bukan lagi untuk mengejar kesenangan, tapi seperti kata Maslow, belajar sebagai kebutuhan. 

Sebagai manusia yang juga terus belajar, para guru memiliki keterbatasan dan kegagalan untuk membangun iklim yang baik di kelasnya. Namun jika mengajar hanya merupakan rutinitas sehingga anda bahkan tidak dapat merasakan bagaimana iklim di kelas anda, sepertinya itulah iklim terburuk untuk belajar.

No comments:

Post a Comment

Rekomendasi