Thursday 17 December 2015

Dunia yang Dibenci Anak


Setelah memiliki dua anak, saya jadi paham tentang apa yang dibenci oleh anak-anak kecil pada umumnya. Saya yakin anda sekalian juga demikian. Anak-anak tidak suka diam, bahkan mereka membencinya. Selama masih memiliki tenaga, bahkan di kala sakit, mereka mau melakukan banyak hal yang menyenangkan. Children are naturally active, demikian ungkapan sang profesor pendidikan John Dewey.

Banyak orang tua, sayangnya, memiliki anggapan yang berkebalikan dengan karakter itu. Anak yang pintar adalah yang penurut, mau tenang (diam), tidak berlarian atau berteriak (karena itu tidak sopan) dan lain sebagainya. Dua pandangan dunia yang bertolak belakang itu akhirnya sering menimbulkan perang. Anak-anak seolah menjadi sosok pembangkang alias nakal. Padahal itu bukan maksud mereka, itu memang naluri dan cara mereka untuk mengenali dan mengeksplorasi dunia.

Tentu saja keaktifan anak harus dibatasi secara bijak. Karena anak belum mengenal betul cara menjaga kesehatan dan keselamatan, di situ peran kita. Membatasi mereka tanpa harus membuat mereka terkekang. Itulah seni sebagai orang tua dan guru. Sulit tapi harus dipelajari dan didalami karena Allah sudah memberi kita tanggung jawab. Tak ada orang tua dan guru yang sempurna, tapi kita harus berusaha sekuat tenaga.

Beberapa kali saya berkunjung ke TK tempat anak saya bermain dan belajar. Senang melihat bagaimana guru-guru mengajak anak-anak itu belajar sesuai sesuai dengan karakter mereka yang aktif. Suara teriakan, tawa dengan berbagai aktivitas bermain yang dipandu guru yang akrab membuat anak-anak senang masuk "sekolah." Anak saya yang pertama lebih suka mengenal huruf dan angka, sedangkan yang kedua lebih suka bernyanyi dan mewarnai. Sementara beberapa orang tua yang mengantar ada yang mengeluh karena anaknya hanya diajari bermain. Saya cuma tersenyum.

Seandainya dunia Sekolah Dasar tidak merubah atmosfer tersebut secara drastis alangkah baiknya. Guru-guru yang akrab dan mengenal sifat anak adalah dambaan setiap orang tua. 

No comments:

Post a Comment

Rekomendasi