Hari itu salah seorang mahasiswa yang sudah menjadi guru mengeluh karena kondisi siswa-siswanya yang semakin sulit diarahkan. Sebagai guru ia merasa dirinya direndahkan. Sementara di sisi yang lain pihak sekolah tidak banyak mengambil tindakan tegas terhadap siswa-siswa yang bermasalah. Alasannya karena sekolah saat ini butuh siswa.
Menyampaikan kebenaran adalah tugas guru. Semua tahu itu, setiap hari juga begitu. Modal utama guru adalah lisannya. Dan kepercayaan siswa terhadap perkataan guru adalah keberhasilan tak ternilai dari kinerja seorang guru.
Sokrates, guru Yunani terkenal yang hidup lebih dari dua ribu tahun yang lalu mengatakan bahwa hidup yang berharga adalah hidup yang teruji. Artinya semua kebaikan membutuhkan proses, tidak bisa instan, langsung ada seketika. Sebagai guru juga demikian. Anda tidak bisa langsung menjadi guru yang baik dan didengarkan siswa tanpa berproses dengan serius. Dalam proses itu seringkali muncul kesulitan dan kegagalan, itulah ujiannya.
Sokrates menjadi guru selama puluhan tahun dalam kondisi yang sulit karena ia mencintai pekerjaannya sebagai pencari kebenaran dan menyampaikannya. Bahkan kematian yang tragis, dihukum minum racun, juga karena kecintaannya pada kebenaran itu.
Saya rasa tidak perlu sehebat itu untuk kita menjadi guru yang baik. Cukup menyadari bahwa untuk dapat diterima siswa kita harus banyak berusaha. Kalau masih belum berhasil, ya berusaha lagi.