Saturday 7 November 2015

Gelar & Sertifikat Guru


Satu dekade terakhir dunia keguruan di Indonesia mengalami revolusi besar. Persyaratan kualifikasi guru menjadi ketat dan sertfikasi guru membuat para pengajar yang dulunya identik dengan Oemar Bakri yang berjasa namun miskin kini berubah. APBN 20% membuat para guru menjadi kelas menengah di negeri ini. Alhamdulillah, syukur harus kita panjatkan atas perubahan positif itu.

Gelar sarjana pendidikan dan sertifikat profesi yang saya sebut sebagai revolusi itu sebenarnya masih awal dari mutu pendidikan. Karena keduanya hanya kulit luar. Adapun yang menentukan kualitas lebih jauh adalah kepribadian dan profesionalisme guru dalam keseharian mereka di sekolah ataupun di rumah. Semangat mereka untuk terus belajar dan bagaimana hati diisi oleh permasalahan atau prestasi siswa.

Yang saya ingin ungkapkan pada intinya adalah biarkan urusan ijazah dan sertifikat menjadi kesibukan  di awal, namun jangan sampai memenuhi kesibukan anda di dalam kelas. Tinggalkan urusan itu di pintu kelas, jangan dibawa masuk. Belajarlah bersama siswa dengan sepenuh hati, transfer kebaikan sebanyak-banyaknya ke dalam diri mereka melalui nasehat ataupun keteladanan. Kenali siswa melalui pendekatan psikologis maupun metode ilmiah (riset kelas). Jika hal itu dapat diwujudkan, saya percaya bahwa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar.

No comments:

Post a Comment

Rekomendasi